Tahun Semuanya Berubah
Tulisanku akan dimulai dengan deskripsi singkat suasana saat aku menulis ini. Hujan baru saja berhenti, suara kipas angin di kamar tempat anakku tidur terdengar sampai ruang tengah, suami tertidur lelap sedari tadi. Tinggal aku yang masih saja memandangi gawai dan membuka aplikasi blogger ini tak ayal karena kebosanan dan tak tahu lagi harus mengerjakan apa agar terlelap cepat.
Satu tahun berlalu sudah sejak kali terakhir aku menulis dan menghias laman blogku ini. Terakhir di bulan Februari 2022 menulis tentang hal receh ngidam di usia kandungan 4 bulanku, sama sekali enggak berbobot. Tapi patut diapresiasi karena ternyata masih 'setidaknya' menyempatkan diri menulis saat ngidam dan kehuyungan seharian.
Saat sendirian terbangun di waktu malam, seringkali banyak pikiran dan perasaan bertengger di dada. Hingga beberapa kenangan yang tak terasa berlalu begitu cepat. Aku yang saat ini sudah bersuami dan memiliki bayi, rasa rasanya baru kemarin berlelah lelah ria mencari pekerjaan berbulan bulan kesana kemari demi dapat kerja di Rumah Sakit. Pagi sampai sore taruh lamaran dengan harap cemas. Seringkali hening hadir saat mengendarai motor meski di tengah keramaian lalin Jakarta-Bekasi.
Masih teringat jelas juga, keputus asaan dan harapan besar hidup akan membaik. Sempat berpikir juga untuk pergi jauh ke desa entah di mana yang tak ada orang kenal. Memulai hidup sederhana dan melupakan segala kegagalan yang terus ada, seakan gagal selalu ingin bersanding denganku di tahun tersebut. Sunyi dan sedih selalu mengiringi tapi yang bisa dilakukan hanya berusaha dan menunggu.
2 tahun berlalu sejak masa itu. Di pertengahan Ramadhan 2021 lalu, seseorang yg saat itu belum jadi suamiku, datang dari suatu masa 5 tahun sebelumnya. Lama tak bertemu apalagi bersua, tetiba mengajakku menaiki bahtera besar nan perjalanan yang akan dinaiki seumur hidup. Pernikahan. Pemikiran panjang dengan proses yang singkat. Kapal itu kini kami naiki.
Alhamdulillah. Kata pertama sejak pernikahan akhirnya dijalani. Ternyata, jalan di antara jalan buntu justru hadir di saat kita telah benar benar berpasrah dalam usaha. Semoga SAMAWA. Kata setiap yang mendoakan. Aaamiin kataku.
7 Juni 2022. Faqih Attaki Rahman; Orang yang Paham Agama Hadiah dari Yang Maha Pengasih. Tersemat doa kami di dalamnya.
Saat Allah titipkan pada kami calon penerus keturunan kami yang saat ini tak terasa hadir di tengah-tengah kehidupan kami. Sempat tak percaya. Diriku yang biasanya apapun sendiri, sejak kelahirannya resmi berstatus 'ibu' dan selamanya ada manusia yang terpaut darahnya denganku juga suami. Terlalui juga, perasaan asing di awal awal kehadirannya, perasaan takut akan perubahan hidup dan ketergantungan yang lekat mencekik. Namun nyatanya, saat ini tak bisa terbayangkan rasanya kalau tak ada ia mengisi hari hari kami.
Komentar
Posting Komentar