Faqih kakak Daris


2 bulan 15 hari tepat terlewati sejak melahirkan anak kedua. Daris nama yang disematkan mas Indra karena teringat teman lamanya asal Aceh yang saat ini entah di mana.  

Terlewati sudah masa-masa 2 minggu pertama menjadi orang tua 2 anak. Tempo hari, kami berdua sempat nangis bareng saat dua anak kami tertidur lelap. Bukan karena lelah atau cekcok pasutri. Tapi, karena kami terenyuh dengan penerimaan anak pertama kami yang ternyata lebih siap menerima kehadiran adiknya, jauh lebih siap daripada kami berdua. 

Selalu antusias dan siap membantu apapun yang bisa dia lakukan untuk meringankan beban kedua orang tuanya saat kerepotan, menemani adiknya kapanpun dan bahkan sempat beberapa kali enggan diajak jalan sore bersama Bapaknya dan memilih di rumah saja.

Aneh, betapa anak umur 3 tahun 2 bulan bisa berubah sebegitu drastis menjadi sangat ngemong dan blend well quick shifting into a new condition. Sedangkan untuk kami yang hampir usia kepala 3 perubahan itu terasa sulit. 

Rasanya baru kemarin, setiap hari bertiga saja. Kemanapun bertiga. Naik motor butut bertiga, berkali-kali berteduh kehujanan, tambal ban yang sering bocor, panas tetap jalan demi mimpi memberi memori. Sampai lupa, ingin bertiga terus karena masih terasa kurang. 

Faqih anak pertama kami, yang dengan kehadirannya, kami menyandang status Ayah dan Ibu. Selamanya terpatri memori pertama kami, yang meskipun dengan segala kekurangan dan keterbatasan, Faqih selalu besar dengan penerimaannya dan tumbuh jadi anak yang penyayang. Tidak mudah kecewa, sesering kami mengecewakannya. 

Dan sekarang, berempat. Daris hadir, mengisi apa yang ternyata masih kosong selama ini, melengkapi hari, memberi jawaban dan seperti merajut, butuh waktu agar terasa pas dan berpola. Terkadang masih ingat masa bertiga, tapi berempat terasa jauh lebih hangat dan lekat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahun Semuanya Berubah

1 Tahun Homecare