5 September 2016


Hari pertama akhirnya aku menginjakkan kakiku kembali di lembaga pendidikan namun dengan jenjang yang jauh lebih tinggi karena saat ini aku tak lagi disebut siswa, bukan.. bukan. Aku adalah mahasiswa. Tapi, apakah aku pantas untuk itu? Aku bahkan masih berusaha keras melawan ego dan kemalasan belajarku, aku mesti mendorong diriku melampaui diriku sebelumnya melakukan pencapaian dan mengasah kemampuanku hingga lulus dari lembaga pendidikan ini dengan baik, sebaik dan semaksimal mungkin. Aku sadari sepenuhnya ini saatnya aku melecut diriku jauh lebih keras dari sebelumnya dan mengeluarkan potensiku semaksimal mungkin.Tapi apa aku bisa?Terkadang aku ragu, tapi tiap kali keraguan itu muncul, kutatap nanar ayahku yang setiap  pagi mengantarku mulai dari ospek hingga kegiatan belajar dimulai. Tak sampai hati rasanya jika aku harus mengecewakannya, aku bahkan tak mampu menghilangkan lelahnya ia yang mesti melakukan setidaknya 60 km perhari. 2 minggu berlalu, kuberanikan diri melampaui diriku memacu sepeda motor untuk pertama kalinya sejauh itu, demi agar ayah tidak mengantarku lagi. Menahan kengerian segala kemungkinan di jalan, tapi aku harus tega kepada diri ini untuk mengetahui seberapa mampunya aku dan memang nyatanya Allah tak pernah memberikan hal untuk dilewati hambaNya melebihi kemampuannya.
Hingga petang tiba aku di rumah, aku teringat pepatah yang mengatakan ' pelaut ulung tidak dihasilkan dari ombak yang tenang, tetapi oleh samudera ganas dan penuh terpaan'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahun Semuanya Berubah

1 Tahun Homecare

Sifat Dasar Manusia: Jahat