Postingan

What if the death comes tomorrow?

Ahad, 27 November 2016 pukul 07.30 pagi. Temanku Dhini Islami telah kembali pada Sang Hakiki, pemilik seluruh jiwa dan segala hal di dunia ini. Meski sejatinya jam dan menit itu hanya perkiraan manusia, karena rinci menit dan jamnya siapa yang tahu? Kalau bukan Sang Pemilik nyawa itu sendiri? 5 hari lalu telefon genggamku bergetar dengan lampu notifikasi berwarna biru, tak biasanya ada pesan melalui messenger karena memang jarang pula aku membuka pun ada pesan masuk. Aku yang saat itu sedang sibuk berkemas untuk menjalani rutinitas pagi hari, naik motor ke kampus. Terusik karena rasanya tak biasa, benar saja Dini mengirimkan pesan singkat lewat aplikasi facebook mengatakan terimakasih telah menjengukku semalam. Ya, kamu 5 hari lalu bahkan masih sempat mengirimkan pesan singkat padaku. Haru mendapatkan pesan meski sangat sederhana setelah sekian lama tak bersua, aku hanya meminta untuk tetap semangat dan lekas sembuh dan meminta maaf hanya itu yang dapat diberikan. Namun kamu dengan...

Repost and remember.

Gambar
Ceritanya buka-buka blog yg udh lama banget gak keurus yang satupun manusia kunjungin gak pernah wkwk dan itu pakek WordPress bukan blogger. Nemuin post ini hampir 4 tahun lalu pas kelas 1 SMA. First post blog beginner bgt (sekarang jg sih 😁) Jadi gini tulisannya : Move On Lah Kata-kata “move on” ini yg udah kita tau smua artinya berjalan terus . Tapi berhubung di sini kata2nya “move on lah” (bacanya pake  intonasi berdayu di kata  lah  ya.. bukan dipisah move on sm lah-nya ntar aneh! xixixixi :-D) so, ini dalam arti dan konteks yg berbeda kawan. Jd gini… Ceritanya kmaren di pondokku selama 2 minggu awal bulan puasa tahun 1434 H ini smuanya full diisi sama kegiatan SANLAT atau Pesantren Kilat sampe perpulangan tiba. Yapzz, pastinya jadi muncul pertanyaan besar “kok di pesantren ada pesatren lg??” tp tak mengapa lah..mau sanlat kek mau santir(pesantren petir) kek yg penting kami gak belajar formal yg memaksa harus...

Dapatkah?

Nyatatanya dia yang selalu ditunggu Yang pantas untuk itu Dia tempatmu berpulang Padanya kamu temukan utuh Tak perlulah berusaha membuat segalanya baik-baik saja Karena bersamanya semua akan selalu terasa lebih baik Kamu bahkan tak merisaukan hari esok Karena hari ini kamu miliki segalanya Hidup menjadi sesederhana bernafas Kamu hela dan kamu tiup Sama saja Karena semua kan kembali pada akhirnya Kamu tak pernah menyangka hidup ini akan sebegini indahnya Setiap helaan menjadi begitu berarti karenanya tak ingin kamu lewati satu hal pun Jika akhirnya tak dapatkan itu Dapatkah kamu nikmati sisa umurmu tanpa bersamanya? Tanpa dapat menyentuhnya sebelum pergi terlelap Dan melihatnya meski untuk kali terakhir kamu memejamkan mata Akankah dapat kau terima segalanya?

5 September 2016

Hari pertama akhirnya aku menginjakkan kakiku kembali di lembaga pendidikan namun dengan jenjang yang jauh lebih tinggi karena saat ini aku tak lagi disebut siswa, bukan.. bukan. Aku adalah mahasiswa. Tapi, apakah aku pantas untuk itu? Aku bahkan masih berusaha keras melawan ego dan kemalasan belajarku, aku mesti mendorong diriku melampaui diriku sebelumnya melakukan pencapaian dan mengasah kemampuanku hingga lulus dari lembaga pendidikan ini dengan baik, sebaik dan semaksimal mungkin. Aku sadari sepenuhnya ini saatnya aku melecut diriku jauh lebih keras dari sebelumnya dan mengeluarkan potensiku semaksimal mungkin. Tapi apa aku bisa? Terkadang aku ragu, tapi tiap kali keraguan itu muncul, kutatap nanar ayahku yang setiap  pagi mengantarku mulai dari ospek hingga kegiatan belajar dimulai. Tak sampai hati rasanya jika aku harus mengecewakannya, aku bahkan tak mampu menghilangkan lelahnya ia yang mesti melakukan setidaknya 60 km perhari. 2 minggu berlalu, kuberanikan diri melampaui d...

Tulungagung

I'll back here someday I really and already fall in love with you Believe in me My love will never change through the years and years The village where i finally realized To be happy is simply simple You don't need to meet a million people to understand Because happiness is actually as simple as breathing W here you can thank for everything you have and the rest of your life with those whom you love and loves you

Utuhmu

Nyatanya kamu tak perlu menjelajahi bagian dunia lainnya untuk temukan bahagia Tak perlulah dikenal dan dikenang banyak orang untuk merasa berharga Karna sejatinya hidupmu hanya akan benar-benar terasa berharga dengan ia yg bener-bener peduli dan tak pernah beranjak pergi Karna kamu hanya temukan utuh di dirinya yg menyayangimu seutuhnya Segala hal hanya pelengkap, namun tanpa lainnya pun segalanya telah terasa sempurna Karna menemukannya kamu tak butuh perhatian siapapun lagi orang di dunia ini Hidup bersamanya menjadi tujuan terdekat Dan karna memang selalu.. Hidup ini selalu indah begini adanya.

The Right Person

Aku mengetik tulisan ini pada pukul 2.14 am, karena diserang rasa tak nyaman yang tak berkesudahan hingga tidur hadap kanan hadap kiri terasa sama gelisahnya hingga akhirnya tergerak juga jari ini untuk menulis kembali di blog yang hampir setengah tahun ditinggal empunya. Pagi agak ke malam atau malam agak ke pagi ya apapun itu lah pokoknya jam segini hehe :D have i just choose title 'the right person?' gatau kenapa tapi rasanya itu yg paling ngena, perhaps.. Hal ini yang sedari lama semedi di pikiran, mau diungkapin suka susah pilih kata mau nulis suka males (trus maunya apa dong nduk xixi). Aku ambil judul the right person ini karna emang mau bahas itu #lah apadeh gaje okeoke hihi sekarang janji serius deh ya  (serius dateng ke rumah apa apa ni? ✌ups maaf pemirsahhh gajelas lg yak hihi) Akhir-akhir ini aku sering banget mikir, iya awalnya merhatiin sih. Kenapa affection yang ada antara pasangan suami istri gak seromantis yang ada di film-film contohnya aja ya d...