What if the death comes tomorrow?
Ahad, 27 November 2016 pukul 07.30 pagi. Temanku Dhini Islami telah kembali pada Sang Hakiki, pemilik seluruh jiwa dan segala hal di dunia ini. Meski sejatinya jam dan menit itu hanya perkiraan manusia, karena rinci menit dan jamnya siapa yang tahu? Kalau bukan Sang Pemilik nyawa itu sendiri? 5 hari lalu telefon genggamku bergetar dengan lampu notifikasi berwarna biru, tak biasanya ada pesan melalui messenger karena memang jarang pula aku membuka pun ada pesan masuk. Aku yang saat itu sedang sibuk berkemas untuk menjalani rutinitas pagi hari, naik motor ke kampus. Terusik karena rasanya tak biasa, benar saja Dini mengirimkan pesan singkat lewat aplikasi facebook mengatakan terimakasih telah menjengukku semalam. Ya, kamu 5 hari lalu bahkan masih sempat mengirimkan pesan singkat padaku. Haru mendapatkan pesan meski sangat sederhana setelah sekian lama tak bersua, aku hanya meminta untuk tetap semangat dan lekas sembuh dan meminta maaf hanya itu yang dapat diberikan. Namun kamu dengan...