Bawa aku pada tanah basah bekas hujan tahun laluYang dilewati ribuan bayangan berbeda
Di belakang mata yang tersita hari hari
Alfiah, ingat selalu:
Aku pernah berada di bagian timur pulau Jawa
Aku pernah membayangkan kaki ini berpijak di ribuan kota
Aku pernah berdiri sendiri dan tak merasa takut sedikitpun
Aku pernah begitu dekat denganNya sedekat mutiara dan kulitnya
Aku pernah tak mengingat apapun selain diriku
Aku pernah menyangkal norma
Aku pernah menginginkan 5 anak
Aku pernah berpikir tak begitu buruk menghabiskan waktu di rumah sampai tua dengan keturunan yang banyak
Aku pernah berjalan-jalan di tanah yang begitu gersang namun terasa seperti rumah
Aku pernah berjanji masuk surga bersama orang yang baru kutemui sesaat
Aku pernah ditinggalkan harum yang menjadi kenangan dalam doa
Aku pernah menjadi begitu membangkang
Aku pernah merasakan sepi tak berujung di langkah pertama hidup setelah lulus
Aku pernah menghabiskan penghujung tahun dengan berbaring saja melihat kilap cahaya tapi bahkan saat ini terasa seperti tahun terbaik
Aku pernah memiliki tahun terbaik dalam hidup dan masih belum terganti
Aku pernah begitu takut mati dalam air
Aku pernah begitu takut mati dalam kesepian
Aku pernah begitu ragu melangkah untuk mulai bekerja
Aku pernah berkunjung ke kota Impian orang abad ini tapi aku tak temukan impianku di sana
Aku pernah merasa begitu nyaman di antara ibu, aa, ayah dan ikatan kain saat berbonceng bersama ke Jakarta naik motor
Aku pernah membayangkan memiliki satu gedung di jakarta
Aku pernah memiliki malam terindah di tengah kota Jakarta naik mobil Carry
Aku pernah kehilangan banyak mimpi dan tak menyesalinya
Aku pernah mendapatkan mimpi kembali satu persatu tapi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengenali diri kembali
Aku pernah mencintai yang tak pernah ditemui
Aku pernah menangis di satu-satunya masjid di Ibukota nun jauh di sana
Aku pernah menangisi orang yang tak mengenalku dan berdoa untuknya sepanjang hari
Aku pernah begitu membenci wajahku
Aku pernah pergi ke puncak dan menginap di sana naik angkot
Aku pernah punya tabungan terbanyak dalam catatan dan menghabiskannya dalam waktu seminggu menaiki kereta sendiri
Aku pernah termotivasi melalui lagu
Aku pernah jatuh hati pada hal yang kubenci jauh sekali
Aku pernah termotivasi belajar bahasa untuk menemui orang
Aku pernah punya satu lipatan mata dan simetris
Aku pernah menangis 5 hari karena drama
Aku pernah rutin membuat coklat panas dan kue juga ciki di akhir tahun selama hampir 7 tahun untuk menonton film yang paling kusuka dan tertidur setengah jam setelah dimulai
Aku pernah merasa begitu pintar bahkan hanya membutuhkan kurang dari 2 detik untuk menghapal nomor telepon
Aku pernah merasa begitu dipuja
Aku pernah berpikir aku begitu cantik dan jelek di waktu yang berdekatan
Aku pernah bermimpi tentang mimpi aneh sejak kecil dan terjadi berkali-kali dalam satu tahun tersebut hingga amu takut akan mati cepat
Aku pernah begitu mudah memikat orang lain
Aku pernah mencukur habis rambutku saat melewati masa remaja
Aku pernah hanya iri pada orang baik dan tidak memiliki definisi cantik
Aku pernah bermusuhan dengan sahabat selama 2 tahun dan tidak saling menyapa, menjadi dekat kembali dan tersadar dia adalah sosok yang mengisi masa kecilku di sekolah hingga aku bisa percaya diri
Aku pernah begitu amat sangat membenci bahasa inggris
Aku pernah takut pada desain Cina karena aku selalu merasa kesepian tiap melihatnya
Aku pernah memprediksi android akan semaju saat ini bahkan di masa sebelum BBM tenar
Aku pernah mencatat satu album lagu di buku tulis lewat browsing di warnet dan menghapalnya semua demi bisa membuat kagum teman-teman
Aku menghapal banyak kosa kata Inggris dari Film dan Lagu yang aku catat
Kosakata inggris yang aku pelajari sendiri dari film dan aku ingat selalu adalah kata "Promise" dari Titanic
Aku pernah jualan es mambo, buka perpustakaan di garasi, jual bakwan dan uang hasil penjualan aku pakai jajan dan beli lotion citra teh hijau bareng sahabat kecilku
Aku pernah begitu dekat dengan teman kecil, seiring waktu kamu sibuk dan jarang bertemu, lalu kembali dekat sekitar setengah tahun sebelum akhirnya dia menikah dengan suaminya dan aku bersyukur untuk moment itu
Aku pernah berharap bisa mengganti satu keputusan aku di masa lalu
Aku pernah pergi ke Bogor di tengah hujan lebat bersama seseorang yang baik dan pulang lagi esok harinya dan aku terus menyesal sampai saat ini
Aku pernah begitu dekat dengan orangtuanya
Aku pernah membayangkan menjadi duta luar negeri dan keliling dunia, bertahun-tahun setelahnya aku berharap hanya menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di desa, lalu bertahun setelahnya aku membayangkan kembali jalan yang luas di negeri lainnya
Aku pernah mencari siaran radio selama hampir sebulan untuk mendengarkan lagu favoritku
Aku pernah mengikuti lomba dan kalah hingga tak mendapatkan juara apapun meski ada di perempat final karena aku gak bisa buat PPT padahal dahulu dan hingga saat ini aku yakin aku mestilah juara 1
Aku pernah memiliki siang terindah saat rumah masih satu pintu dengan gorden abu-abu sepulang sekolah
Aku pernah merasakan sahur ternikmat sampai rasa meses masih ada di mulutku selepas shalat subuh masa di mana roti tawar terasa begitu spesial
Aku pernah merasa begitu terbuang di acara family gathering terakhir yang dihadiri keluarga bersama
Aku pernah merasa begitu terhina dan marah saat harus membuka jahitan baju satu persatu
Aku pernah rutin memakai lidah buaya, lulur, sirih, dan merapikan lemari seminggu sekali
Aku pernah tak mau tersaingi
Aku pernah begitu tidak peka dan bingung memaknai perkataan orang lain
Aku pernah dan masih begitu takut melupakan hal-hal penting dalam hidup hingga aku mengetik ini
Komentar
Posting Komentar