Mengusir "Rasa Sepi"

Hampir 2 bulan? Laman blog ini nggak diisi satupun tulisan. Sebenernya, aku termasuk orang yang meyakini bahwa sebuah tulisan akan selalu hadir selama pemikiran itu ada, tapi kuncinya adalah apakah kegiatan menulis itu terlaksana? Dikerjakan? sampai akhirnya tercipta tulisan itu sendiri hahaha. Okelah gausah basa basi kenapa si. Jadi ginidi tengah pandemi dan hilir mudiknya berita tentang corona yang rasanya nggak habis-habis, bahkan aku sekeluarga sampe harus menghindari nonton TV dan beralih ke streaming drama Korea r.drakor supaya terlepas dari berita yang terus menerus itu dan bikin cemas berkepanjangan (padahal mah pembenaran aja ini, emang maunya nonton drama hahahaha). Serius tapi.

Menurut aku, di tengah wabah yang terus berlanjut dan entah sampai kapan  ini (semoga cepat selesai) aku mulai berpikir dan merasa, ada baiknya menghindari update tentang jumlah pasien dan apa aja yang udah dan masih terjadi terkait wabah, karena selain bikin kita makin khawatir dan malah bisa menurunkan imun tubuh kita, toh semua peran sudah terbagi dan apalagi yang bisa kita lakuin terkait angka itu?
Maksud aku, aku setuju banget ketika ada yg share himbauan dari Bapak Tirto tentang menghentikan diri dari mengikuti update terbaru jumlah pasien dan sebagainya tentang corona karena: ayolah, ini udah berjalan hampir 3 bulan dan masih terus begini, karena sebagai warga awam yang baik semua yang perlu kita tahu tentang virus ini pun in syaaAllah udah cukup (kecuali kamu mau jadi professor atau virologist). Hal-hal yang kita tahu tentang ini ya sudah dan yang sekarang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita bersikap, menjalani hari ke depannya dan berkontribusi semaksimal yang kita bisa supaya wabah ini cepat mereda dan teratasi. Contohnya kayak: Cuci tangan yang bener, pakai masker, nggak berkerumun apalagi nongkrong (kecuali di WC xoxo), melakukan social distancing, mengurangi aktifitas di luar rumah kalo nggak mendesak amat, langsung cuci baju kalau dari luar dsbnya. Intinya: Menghindari diri kita dari tertular apalagi menularkan pada orang lain.

Udah nih tulisannya segini aja?
Enggak. 
Hehehehe.. (tuhkan bertele-tele padahal di atas tadi katanya gamau basa basi huft)

Jadi, topik di tulisan ini sebenernya adalah tentang 'loneliness' atau yang di bahasa bilangnya 'kesepian'. Mmmm okeh padahal kan emang itu ya terjemahannya loneliness=kesepian, tapi entah gimana rasanya kalo terjemahan Indonesia nya tuh lebih ngenes dan kayak apa yaa beda aja wkwkwk apa cuma aku doang yg ngerasa ya. Makanya aku lebih demen bilang loneliness, lebih classy? Wkwkwkwk

Terus, kesepian itu apa?
Kesepian adalah perasaan ketika seseorang merasa terisolasi dari dunia, ada ataupun nggak ada orang, menyerapi sunyi itu sendiri serta dampak perasaan itu bisa berjangka pendek hingga panjang. Kesepian nggak terbatas usia atau gender apalagi suku, orang dari latar belakang apapun, jenis kelamin apapun, usia berapapun bisa mengalami kesepian dan itu bukan hal yang aneh. Bahkan dutchess Kate sekali pernah bilang betapa dia merasa kesepian dan terisolasi, maksud ogut gini hellow dia yang sosok Putri gitu yang punya banyak hal untuk dilakuin, punya akses ke banyak tempat dan di istananya banyak orang hilir mudik bisa ngerasa kesepian. Dari sini jelas yak kesepian itu.

Kenapa ngebahas kesepian sih? Gatau sih, pengen aja hehehehe. Gini, coba kita liat kata kata psikolog Karyn Hall : There seems to be a strong stigma about loneliness. Many people will admit to being depressed before they'll talk about being lonely. They fear being judged as unlikeable, a loser, or weird so they don't discuss their sense of aloneness, alienation or exclusion. Terjemahannya: Tampaknya ada stigma yang kuat tentang kesepian.  Banyak orang akan mengaku mengalami depresi sebelum mereka akhirnya mau berbicara tentang kesepian.  Mereka takut (kalau bilang kesepian) diliat sebagai orang yang nggak disukain, pecundang, atau aneh sehingga mereka tidak membahas perasaan kesepian, keterasingan, atau pengucilan. 
Waktu aku baca tulisan Karyn ini, aku pikir betapa sayangnya, kalau sampai sebelum mereka mengakui dan terbuka tentang rasa sepi itu, banyak dari mereka yang mungkin -nggak bertahan- apalagi kalau nggak ada pegangan, pilih jalan pintas, memilih menyimpan rasa itu sendiri dan nggak mengakui sumber rasa tertekan itu sendiri, yaitu kesepian.

Oiya, tau nggak? Barusan juga aku dapet data yang mencengangkan nggak pakek bgt sih sebenernya, ada publikasi ilmiah tahun 2014 bilang kalau 1 dari 10 orang merasa nggak punya teman dekat, dan sadly berarti sekitar 4,7 juta orang merasakan hal kayak gitu. Walaupun kesepian itu bukan cuma bersumber dari merasa nggak punya temen deket karena banyak yang merasa 'oke oke saja' dengan hal itu, tapi ini adalah sakah satu pemicunya karena saat mereka ngerasain rasa sepi itu, nggak ada yang mereka ajak bicara atau mereka rasa cukup baik supaya mereka mau terbuka tentang yang mereka rasain.

Logikanya gini, orang-orang cenderung gampang ngaku kalo mereka sedang tertekan atau depresi,  jauh ketimbang mengakui kalau mereka merasa sepi atau kesepian. Hal ini bukan ora ene sebab, karena kayak yang tadi disebut di atas, untuk ucapin kata kesepian aja kayaknya aneh untuk didengar apalagi diucap dari mulut kan? Rasanya nggak umum denger orang bilang "Eh gue lagi kesepian nih". Uh kalo nggak diketawain wkwkwkw. Coba dibanding denger orang bilang "eh, gue lagi stress/banyak tekanan nih". Biasa kan? Beda dan jarangnya kita denger ada temen atau orang di sekitar kita yang bilang 'kesepian' ngebentuk hal yang tabu buat mengangkat rasa kesepian itu yang padahal jadi salah satu sumber rasa tertekan. Cmiiw..

Sekarang pertanyaannya seberapa parah efek yang bisa timbul ketika orang ngerasa kesepian? Jurnal health 2017 menyebut, kesepian bisa memiliki efek serius pada kesehatan mental dan fisik.  Misalnya, orang yang mengalami kesepian kronis berisiko lebih tinggi untuk meninggal karena serangan jantung, sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, mengkonsumsi makanan yang kurang sehat kayak sayuran. Terus, kesendirian juga bisa merusak pola tidur, meningkatkan risiko terkena demensia di usia lanjut, dan bahkan kematian usia muda. Beuhh parah bgt kan?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahun Semuanya Berubah

1 Tahun Homecare

Sifat Dasar Manusia: Jahat