OSCE (ke-2) di Tahun Akhir Kuliah

-
Tulisan ini baru dibuat di tanggal 29 September 2019, dan OSCEnya di tanggal 28 Maret 2019 waktu pas masih kuliah xoxoxo.
yet i am gloomy today and can do nothing but pushing myself to do things i haven't done so i can forget my bad days easily

Mungkin beberapa dari kalian yang baca ini akan heran kenapa baru nulis sekarang setelah sekian lama, dan kenapa masih aja ditulis padahal kalo kaleng sarden mah uda expired. Jawabannya ya karena males.com tapi di saat yang sama tulisan tentang ini terlalu berharga buat gak ditulis di Blog, supaya teringat lagi ketika udah makin tua nanti kyaaa.. Mumpung saat ngetik ini masih ada vibes sedikit dan ketika ngeliat lagi fotonya, masih terbayang tuh rasa deg-degannnya, gugupnya, excitednya, semuanya!

OSCE ini kepanjangannya  Objective Structured Clinical Examination, Hah? Hah? Apaan dah? Wkwkw. Mari kita bahas pengertiannya secara bahasa dan istilah wkwk (lah kayak belajar fiqih?). Jadi kalo diterjemahin itu artinya OSCE kurang lebih Ujian Klinis yang Terstruktur dan Objektif. Ujian OSCE ini bukan cuma ada di jurusan bidan aja tapi dokter, perawat, dan beberapa mahasiswa tenaga kesehatan lainnya juga diadain. Ujiannya itu modelnya kita masuk ke ruang ujian praktek dengan dosen penguji bisa 1 bisa 2, bisa ada pasien asli bisa pasien phantom. Di dalem ruangan nanti kita sendirian ngelakuin tindakan yang diminta sesuai kasus yang disediakan di depan ruangan beberapa detik sebelum kita masuk tadi diiringi bunyi bel (tapi bisa beda-beda juga sistem masuknya ini). 

Bagi kalian yang belum tau OSCE ini bagi kebanyakan kami super bikin deg degan cuy karena kita bener-bener sendirian, hening, harus berpikir cepet tentang diagnosa dari kasus yang dikasih, di saat yang sama juga harus gercep sewaktu lakuin tindakan sesuai diagnosa nya plusss tindakannya harus berurut dan bener. Di dalem ruangan pun dosen gak kasih feedback, saran, teguran, apapun sinyal kebenaran itu hahaha ya cuma diem sambil menilai. Jadi kalo kita salah atau benernya, ya beliau cuma menilai kita aja tokkkk. Ini semua kayak bara api lho nyamber,  nyambung, cepet. Kalo di awal aja salah memahami soal, tentuin diagnosa, salah pula lah tindakannya kan. Belum lagiiii kalopun bener diagnosanya dan tindakannya, bisa aja ada yang lupa langkahnya HUFTTT! Super duper dagdigdug dide.

Untuk tahu hasilnya juga gak langsung ya nanti kalo udah selesai baru dikasih tau lulus apa enggaknya, jadi untuk mengkonfirmasi segala bentuk keraguan pas tadi di dalem ya kudu nunggu lagi sampe bener dinyatain lulus. Kalo enggak?? biasanya ada remed atau bisa juga enggak, iya atau tidaknya tergantung dosennya juga frustrates bgt kan tuh. Intinya OSCE ini menguji mental, nalar, kemampuan diagnosa, keterampilan, sampe spiritual (karena biasanya pada komat-kamit di detik menjelang masuk ruangan doa supaya dipermudah hikss).

Feedback nya? Bagus banget menurut aku buat para mahasiswa karena menjelang OSCE dituntut buat tutor terus di Lab kan mau gak mau dari mahasiswa rajin sampe kaum pulang duluan pun ikut belajar latihan tindakan sampe sore di LAB demi lolos dan terhindar dari amukan dosen penguji yang bisa jadi super sensitif ketika liat tindakan yang salah dan berakhir nilai diskon. 

Dalam daripada itu, hal yang disayangkan banget adalah aku juga temen-temen selama kuliah kemarin ini cuma dapet kesempatan OSCE 2x yaitu di semester 2 sama semester akhir ini. Sisanya ya ujian klasikal kayak biasa yang mana praktek di lab bisa barengan masuk dan bergilir, pressurenya di bawah OSCE. Alhasil rasa atau tekanan buat lebih mempersiapkan diri juga kemungkinan besar gak sebaik efek yang dikasih OSCE yang berbekas banget tiap detiknya dan tindakannya karena terus diulang berhari-hari sebelumnya. Sedih sih, karena cuma dapet kesempatan 2x yang diharapkannya kalo bisa tiap semester itu ada.

Denger-denger sih katanya kalo OSCE emang banyak kendala karena membutuhkan waktu yang lebih lama pastinya karena sendiri-sendiri dan dosennya belum tentu banyak yang bisa. Intinya gitu. Karena sadar betul pentingnya OSCE alhasil beberapa dari kami ya saranin adek adeknya supaya dapet fasilitas OSCE tiap semester biar pinter (serius ini) meskipun sadar juga sih penafsiran tiap individu dengan adanya OSCE per semester ini bisa jadi akan berbeda, bisa suka dan seneng atau malah kesel karena harus merasakan kesulitan berkali-kali wkwkw. Tapi percayalah adik-adik semua...
OSCE sungguh bermanfaat dan berkesan di benak
Meskipun cuma dapet kesempatan sedikit OSCE, apalagi yang pertama pas kuliah awal jadi gak terlalu sadar diri wkwkwk. Tapi Alhamdulillah banget masih dikasih kesempatan ngerasain OSCE dan ke depannya semoga bisa bermanfaat terus apapun ilmunya. Oiya foto ini diambil dari story temen aku Janeta. Faktanya banyak banget di hari itu yang ngepost story tentang OSCE saking hype  nya setelah sekian lama. Tapi aku sertakan satu saja yaaak intinya begitu. Alhamdulillah for everything!!!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahun Semuanya Berubah

-
Gambar
Tulisanku akan dimulai dengan deskripsi singkat suasana saat aku menulis ini. Hujan baru saja berhenti, suara kipas angin di kamar tempat anakku tidur terdengar sampai ruang tengah, suami tertidur lelap sedari tadi. Tinggal aku yang masih saja memandangi gawai dan membuka aplikasi blogger ini tak ayal karena kebosanan dan tak tahu lagi harus mengerjakan apa agar terlelap cepat. Satu tahun berlalu sudah sejak kali terakhir aku menulis dan menghias laman blogku ini. Terakhir di bulan Februari 2022 menulis tentang hal receh ngidam di usia kandungan 4 bulanku, sama sekali enggak berbobot. Tapi patut diapresiasi karena ternyata masih 'setidaknya' menyempatkan diri menulis saat ngidam dan kehuyungan seharian. Saat sendirian terbangun di waktu malam, seringkali banyak pikiran dan perasaan bertengger di dada. Hingga beberapa kenangan yang tak terasa berlalu begitu cepat. Aku yang saat ini sudah bersuami dan memiliki bayi, rasa rasanya baru kemarin berlelah lelah ria mencari pekerjaan b...
Baca selengkapnya

1 Tahun Homecare

-
Awal buka homecare Desember 2023 lalu, berharap sama Allah pelayanan yg aku kasih selain bisa jadi tambahan kegiatan di sela harian ngurus anak n suami, tambah penghasilan juga, pasienku aku harap bisa jadi temen atau bahkan saudara untuk aku yang dari jauh ini. kehidupan aku 25 tahun semuanya tertinggal di jabodetabek, memori masa kecil, keluarga dan sahabat semuanya jauh di sana. Setelah menikah, di Boyolali ini semuanya terasa asing untuk aku, aku bener bener buka lembar baru dengan semua orang baru. Jadi saat itu berharap banget bisa punya temen perempuan untuk aku ajak bicara hal remeh harian supaya segalanya terasa lebih ringan. Awal dapet pasien seneng banget satu pasien bisa 2.5 jam padahal cuma pijat bayi, karna ngobrol lama. Seneng banget dapet cerita baru dari orang yang berbeda setiap harinya, banyak pelajaran dan semuanya terasa dekat di hati. Hari ini aku sadar Allah kabulkan semuanya, mbak Rita yg jauh bela belain dateng demi jenguk dan ketemu di rumah. Semoga sehat te...
Baca selengkapnya

Sifat Dasar Manusia: Jahat

-
Gambar
Topik tulisan kali ini barangkali akan sangat kontroversial dan debatable , tapi berhubung dirasa mampu menghidupkan kembali kejut sinaps otak yang akhir-akhir ini tertidur, aku memutuskan menulis lagi dengan materi ini. Termotivasi dari tulisan tentang manusia di platform kesayangan; Quora. Sejujurnya, istilah yang menyebutkan " semua manusia pada dasarnya dilahirkan baik " jauh lebih familiar dan mudah diterima karena menenangkan, ketimbang judul di atas " manusia jahat pada dasarnya ". Fakta mutlak kalau kita sebagai individu cenderung lebih mudah menerima informasi yang membuat kita senang hingga mengabaikan kabar buruk, rasanya hampir semua orang yaa begitu. Maunya manis melulu dan menghindari pahit dalam segala hal. Terlepas dari banyaknya berita covid-19 yang tak kunjung usai, akhir-akhir ini aku malah sering buka laman FB seorang MUA yang isinya  makeup an sembari cerita tentang kriminalitas di belahan dunia mana aja, yang tindakan juga kejahatan mereka san...
Baca selengkapnya