Sebuah Percakapan
Siang tadi, adik kelasku sewaktu SMA yang juga punya blog super bagus dan inspiratif, tiba-tiba menyapaku di whatsapp dan isi percakapannya seperti di atas. Sewaktu baca, responku hanya sekenanya saja dan asal jawab, tapi beberapa detik kemudian rasanya aku sangat tersentil, menyadari sudah lama sekali aku tidak menulis lagi. Penyebabnya hanya malas dan tidak mood. Ironi, tapi memang begitu adanya. Mau dijawab apa ya memang itu alasannya.
Sejujurnya, saat dia tanyakan itu di malam sebelumnya aku benar-benar terpikir menulis di blog lagi karena rasa membuncah yang aku sendiri tidak pahami. Tapi aku tunda (entah sampai kapan kalau tidak diingatkan), aku tunda karena mengantuk. Haha sakit jiwa memang. Aku sadar, selama ini aku merasa menulis adalah apa yang aku suka, tapi kenyataannya mungkin saja anggapan aku terhadap diriku adalah salah atau usahaku yang teramat sangat payah. Aku bahkan jarang menulis di sini, menulis menunggu mood? Yang bahkan alot sekali datangnya, persis seperti saat antri di wc kereta. Lama.
Menulis selama ini, hanya seperti bonus jika aku mau, jika aku semangat, dan jika 'punya waktu' padahal hidupku isinya kesenggangan, dan tulisan di sini tidak ada target atau konsep. Pantas saja blog ini kering dan mati seperti jerami bekas dibakar, berasa hanya berjalan di tempat. Tidak ada ruh atau tujuannya. Entah mengapa aku jadi tidak ingin melanjutkan ketikan ini, karena aku kesal sendiri. Kesal teramat kesal. Jadi, tidak perlu cari tahu aku sedang apa setelah ini.

Komentar
Posting Komentar