Lelaki Harmonika
Terik matahari pagi menjelang siang terasa lebih panas di awal bulan Agustus tahun ini. Aku, seperti biasanya selalu tergopoh-gopoh dalam hal apapun, pun mengayuh sepedaku ke kelas karena jadwal yang terlalu mepet sempat aku mengutuki diriku sendiri karena memilih jadwal yang terlalu padatnya aku bahkan tak punya waktu bahkan hanya untuk memesan beberapa buah sempol ataupun bapao. Dari kursusan Mr B aku selesai pukul 10 pagi dan langsung meluncur mulai di kelas Mr John pukul 10.00 pula sampai sebelum dzuhur. Tak sampai 3 meter lagi aku tiba di tempat mr John, hampir terjatuh [hampir] syukurlah pagi itu gravitsi sedang tidak terlalu mood untuk tertempel badanku.
sebentar saja aku tiba di depan office lembaga survivor, tak ada yang berbeda dengan 5 bulan yang lalu ketika pertama kali aku datang kesini warna yang sama, suasana yang sama. aku parikirkan sepedaku agak menjorok ke dalam, oh ada yang berbeda rupanya diletakkan bangku panjanng dari bambu di halaman di situ sudah terududuk khusyu seorang laki-laki dan perempuan yang duduk berdekatan namun tak berbincang, keduanya sama-sama larut dan asyik dalam dunianya sendiri tertutup tembok yang diberi nama headset.
Komentar
Posting Komentar